Senin, 18 Januari 2016

Tak Kenal Maka Tak Sayang

Standard
 MAKALAH

Tak Kenal Maka Tak Sayang

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Filsafat Ilmu Pendidikan Matematika
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, M. A.




 Disusun Oleh :
Ricky Antonius Leohani  (15709251048)



PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2016

A.   PENDAHULUAN
Apa itu filsafat? Penting kah? Apa “sih” yang mau kita pelajari? Buku-bukunya ribet, memutarbalikkan fakta. Ga ada hubungannya deh sama matematika. Ilmu yang tidak penting. Yaa… itu adalah opini, ungkapan, dan pertanyaan yang ada di pikiran saya ketika akan belajar ilmu filsafat di UNY. Sejujurnya pada awalnya saya menganggap filsafat adalah salah satu ilmu yang kurang menarik karena tidak ada hubungannya dengan materi pendidikan matematika. Tapi.., benarkah itu semua?
Pertemuan perdana dalam perkuliahan filsafat sedikit memberikan warna yang berbeda dalam pandangan saya. Berawal dari cara unik masuknya Pak Dosen ke dalam kelas yang membawa filosofi pintu, kemudian gaya berbicara beliau yang lucu, kepercayaan diri yang tampak ketika beliau meminta  pertanyaan dari kami, dan cara beliau menjawab segala macam pertanyaan dari kami membuat saya merasa kagum kepada beliau. The first impression is awesome, saya menjadi tertarik untuk mengenal filsafat lebih dalam. Teringat nasihat  dosen saya S1 dulu,  Beliau mengatakan First impression kepada siswa sangatlah penting, karena hal itu akan mempengaruhi motivasi belajar siswa kedepannya. Buat lah siswa senang kepada mu (guru) terlebih dahulu, maka selanjutnya siswa akan senang terhadap pelajaranmu. Okaay…. That’s true!
Selama kurang lebih 4 bulan saya dan teman-teman berdinamika bersama dalam pembelajaran filsafat. Proses pembelajaran yang kami terima selalu dinamis, tampaknya beliau merupakan musuh dari monotonisme. Dalam pembelajaran yang kami alami, kami tidak hanya diajari bagaimana mensintesis suatu ide, namun juga diajari bagaimana memunculkan antithesis dari ide tersebut, sehingga pada akhirnya menjadi retorika dalam pikiran kami. Di setiap pertemuan kami selalu diminta untuk memberikan pertanyaan kepada beliau, dan yang saya amati topik pertanyaan-pertanyaan tersebut semakin lama semakin berkembang , membahas hal-hal yang sebetulnya saya sadari namun tidak terpikir untuk ditanyakan. Nama beliau adalah Marsigit.
B.    REFLEKSI FILSAFAT
Filsafat… Apa itu filsafat? Filsafat adalah ilmu tentang pola pikir. Oh.. pola pikir..,terus apa yang dipikir? Sumber-sumbernya? Bagaimana logikanya? Menurut siapa? Kapan? Dimana? Bagaimana tatacaranya? Etiknya ? estetikanya? Jawabannya adalah apa saja, karena untuk filsafat sendiri sebetulnya terdiri dari 3 bagian, yakni ontology yang merupakan hakekat, epistomologi yang merupakan metodologi, dan estetika yang merupakan pemikiran kepantasan, benar atau salah, baik atau buruk. Sedangkan untuk materi belajarnya tidak terbatas, sebab materinya adalah segala hal yang berada dalam alam semesta. Disanalah ruang dan laboratoriumnya. Terkadang saking luasnya filsafat itu, manusia bisa kehilangan arah dan mendekati batas-batas spiritual mereka. Untuk itu dalam belajar filsafat, manusia harus mengokohkan kembali pagar spiritual mereka.
Menurut Immanuel Kant, Prinsip berpikir filsafat di dunia ada dua yakni Prinsip Kontradiksi yaitu predikat tidak akan pernah sama dengan subjeknya, sebagai contoh rambut hitam, sampai kapanpun hitam itu tidak akan sama dengan hitam. Sebab hitam adalah predikatnya dan rambut adalah subjeknya. Jika rambut adalah wadah, dan hitam adalah isi maka sebenar-benar hidup adalah interaksi antara wadah dan isi secara filsafat. Kemudian prinsip berikutnya adalah Hukum identitas. Coba kita lihat apakah A=A ? Mungkin jika kita lihat dari sudut pandang matematika jawabannya adalah YA tetapi dalam filsafat jawabannya TIDAK. Menurut filsafat A tersebut berbeda satu sama lain sehingga terdapat 2 A, A yang pertama yang duluan di ucapkan sedangkan A kedua yang diucapkan belakangan. Jadi A ≠ A karena berbeda ruang dan waktunya, sebab filsafat perduli akan ruang dan waktu.
Filsafat sendiri bukanlah suatu hal yang pasti dan jelas, bukan seperti matematika yang mempunyai 1 jawaban pasti. Ilmu matematika memproses bagaimana hal yang berantakan dan jelas menjadi sesuatu yang rigid dan jelas. Beda dengan ilmu filsafat yang mana merubah sesuatu yang sudah jelas menjadi hal yang abstrak dan tidak jelas. Maka dari itu dibutuhkan ketekunan dalam mempelajari ilmu filsafat.
Meskipun matematika berbeda dengan filsafat, namun bukan berarti tidak terdapat kesamaan antara matematika dan filsafat. Persamaan maatematika dan filsafat ini terletak dalam hal aritmatika dan geometri. Aritmatika adalah waktu dan geometri adalah ruang. Sedangkan yang lainnya  adalah gabungan atau kombinasinya saja. Menurut filsafat, matematika yang turun ke bumi menjadi program komputer. Hal ini mengingatkan saya ketika mempelajari makul pemrograman dulu ketika kuliah S1. Saya memakai program pascal. Terdapat banyak penggunaan rumus dan coding disana. Salah satunya ketika memakai program perulangan (Repeat..until…) A = A + 1, dimana program akan diulang terus sampai syarat until terpenuhi. Ini menunjukkan A diruas sebelah kiri berbeda dengan A diruas sebelah kanan, yang berarti dalam filsafat berbeda ruang dan waktunya. 
Setelah sedikit mengenal apa itu filsafat dan prinsip berpikirnya, kita akan mengenal objek filsafat. Objek filsafat terbagi menjadi dua yaitu yang ADA dan yang MUNGKIN ADA. Definisi ada dan mungkin ada sendiri sangat bergantung bagi siapa hal itu diperuntukkan. Ada bagi saya belum tentu ada bagi dirimu, ada ada bagi dirimu belum tentu ada bagi saya, ada ku bisa jadi mungkin ada bagimu, ada mu bisa jadi mungkin ada bagiku, dan bisa juga, ada untukku ada juga untuk dirimu. Contoh kenangan sedih si A, itu merupakan “HAL” yang ADA bagi Si A namun tidak ADA bagi Si B. Namun ketika Si A menceritakan kenangannya kepada si B, “HAL” tersebut menjadi ada bagi si B.
Manusia memang dilahirkan untuk tidak mengetahui semuanya, sebab dari KETIDAKTAHUAN itu lah tercipta kehidupan. Apabila manusia diberi anugrah mengetahui segalanya, maka manusia itu tidak akan bisa hidup.
BAYANGKAN jika manusia mengetahui kapan mereka akan menangis , apa yang akan membuat mereka menangis, kapan mereka mendapatkan kebahagiaan, apa yang akan membuat mereka bahagia. Apa hal itu akan menjadi “kesedihan” bagi mereka? apa hal tersebut masih bisa disebut “kebahagiaan” untuk mereka? Apa ini masih bisa disebut dengan “kehidupan”?
KETERBATASAN manusia dalam segala hal juga termasuk sebuah anugrah Tuhan untuk menikmati kehidupan. BAYANGKAN jika manusia bisa MENDENGAR semua frekuensi suara, manusia akan terganggu dengan berbagai bunyi yang seharusnya tidak mereka dengar, contoh frekuensi antenna semut, gelombang radio, gelombang jaringan telekomunikasi, dll. Apa bisa manusia menikmati kehidupannya? Apa itu masih bisa disebut dengan “hidup”?
Jadi untuk hidup dan menikmati kehidupannya, Manusia dianugrahi oleh TUHAN karunia KETIDAKTAHUAN dan KETERBATASAN. Manusia memang tidak sempurna dan tidak akan pernah menjadi sempurna, manusia hanya bisa berusaha untuk mencapai sempurna. Sebab pada dasarnya KESEMPURNAAN itu adalah milik Tuhan Yang Maha Esa.
Dari KETIDAKTAHUAN dan KETERBATASAN itu seringkali manusia dihadapkan kepada posisi dimana ia harus memilih mengambil HAL YANG SULIT atau HAL YANG MUDAH. Seringkali kita orang yang mengambil “HAL YANG MUDAH” dianggap orang yang suka mengambil jalan pintas, tidak mau berjuang , tidak mau berkembang, nyaman di zona aman, bodoh, motivasi kurang , dsb. Sedangkan orang yang lebih memilih HAL YANG SULIT  dianggap sebagai orang yang memiliki semangat juang tinggi, mau berkembang, cerdas, motivasi tinggi, mau meningkatkan kreatifitasnya, dsb “Hal yang mudah dianggap sebagai sesuatu yang negative”,Mungkin disatu sisi anggapan itu benar seperti contoh Siswa yang mencontek pekerjaan temannya, Siswa yang cuma copy paste makalah dari Internet, dsb. Namun perlu kita ingat di dalam filsafat jika kita langsung percaya dan meyakini kebenaran akan suatu hal, maka sesungguhnya kita sudah termakan oleh MITOS. Perlu kita ingat segala hal selalu ada antithesisnya. “Antithesis” merupakan lawan dari pola pikir yang sudah ada atau biasa kita sebut “tesis” Dari pembahasan tersebut berarti terdapat pula antithesis dari anggapan diatas yaitu . “Hal yang mudah dianggap sebagai sesuatu yang positive”, contoh kasus : Seorang petani mempunyai keluarga yang terdiri dari 1 orang istri dan 4 orang anak, petani tersebut memiliki 3 lahan sawah, untuk menghemat pengeluaran, Pak Tani tersebut mengolah sawahnya sendiri. Seiring berjalannya usia, anak-anak Pak Tani bertambah besar, dan kebutuhan pun meningkat baik pangan,sandang, sekolah, dsb. Namun termakan oleh usia, kemampuan fisik pak tani pun menurun. Dia sudah tidak sanggup lagi mengolah 3 lahan sawah sekaligus. Akhirnya sebagian dari uang simpanan pak tani membeli alat pembajak sawah modern. Dengan adanya alat itu pekerjaan pak tani bisa lebih ringan, lebih cepat selesai dan pemasukanpun bertambah.
Ditinjau dari kasus diatas, Pak petani memilih HAL YANG MUDAH. Dibanding mencangkul, pak Tani memilih memakai alat modern yang lebih cepat,efisien dan praktis. Disini coba kita cermati dari sisi psikologisnya : apa pak tani tidak mempunyai semngat juang? Dia berjuang untuk menghidupi keluarganya. Apa dia tidak cerdas? Dia cerdas karena bisa memahami kondisi tubuhnya dan melakukan investasi properti yang baik. Apa dia tidak mau berkembang? Dia berkembang dengan mengikuti zaman, memanfaatkan teknologi yang ada.
Dari pembahasan diatas berarti antithesis tersebut berlaku yakni HAL YANG MUDAH merupakan hal yang positive. Sesuai perkembangan zaman yang berubah, kita harus bisa fleksibel dan beradaptasi dengan lingkungan. Dengan zaman yang dituntut serba cepat, kita diharuskan untuk menjadi pribadi yang cerdas, praktis, dan efisien supaya tidak ketinggalan peluang yang ada.
  1. REFLEKSI PRIBADI
            Pembahasan Bab II sebetulnya merupakan bagian tersirat dari Perjalanan saya belajar Filsafat yang awalnya menganggap filsafat itu aneh menjadi tertarik untuk belajar filsafat. Secara keseluruhan pembahasan di Bab II menjawab pertanyaan saya sebelumnya. Apa itu Filsafat ? Filsafat merupakan ilmu olah pikir, yang prinsip berpikirnya terdiri dari 2 macam seperti yang dikatakan oleh Imanuel khan yaitu Prinsip Kontradiksi dan Hukum Identitas. “Apa sih yang mau kita pelajari?” “Buku-bukunya ribet, tidak jelas” Sesungguhnya belajar filsafat itu sangat luas dari yang ADA dan yang MUNGKIN ADA, materi yang kita pelajari tak terhingga, tidak terbatas pada buku saja, namun juga alam semesta.“Ga ada hubungannya dengan matematika” Ada, meskipun terdapat perbedaan, namun ada unsur yang sama dalam mataematika dan filsafat yaitu aritmatika dan geometri.
            Selain itu dari belajar filsafat saya juga menyadari KETERBATASAN saya akan pengetahuan dan KETIDAKTAHUAN saya akan luasnya pengetahuan yang ada di dunia ini. Dalam keterbatasan dan ketidaktahuan saya itu, saya memberanikan diri untuk mengambil Hal Yang Sulit yakni untuk terus belajar dan berusaha memahami apa itu filsafat. Dari adanya TESIS dan ANTITHESIS, saya menyadari bahwa sesungguhnya disunia ini itu segala sesuatunya diciptakan seimbang. Ada yang baik dan ada yang buruk. Ada putih, ada pula hitam. Maka kita sebagai manusia sebelum bertindak harus berpikir terlebih dahulu, mempertimbangkan segala sesuatu dan segala kemungkinan yang mungkin saja bisa terjadi.
            Setelah saya menjalaninya, saya mengakui bahwa saya tertarik akan filsafat dan mempelajarinya merupakan suatu hal yang mengasyikkan, salah satunya adalah dengan membaca elegi. Dengan membaca elegi filsafat, saya tidak hanya memperdalam ilmu pengetahuan saya, namun juga spiritual saya. Bagaimana seharusnya bersikap yang baik sebagai manusia yang soleh. Sebagai seorang hamba dan ciptaanNya.
Tak kenal maka tak sayang merupakan judul makalah refleksi ini dan merupakan salah satu pepatah lama yang ternyata memang benar adanya, seperti pada pengalaman saya yang sebelumnya tak mengenal filsafat dan menganggap filsafat adalah ilmu yang aneh, yang kemudian berusaha mengenal dan mempelajarinya, yang pada akhir nya menjadi tertarik dan mendapatkan banyak ilmu baru, baik itu pengetahuan maupun spiritual. Semoga apa yang saya pelajari selama satu semester ini berguan bagi kehidupan saya. Amiin.

Minggu, 13 Desember 2015

REFLEKSI KULIAH FILSAFAT PERTEMUAN 7

Standard
Selasa, 27 Oktober 2015

Pertemuan Filsafat Ilmu Ke-7

PPs PMat A

Pengampu : Prof. Marsigit., M.A

Tempat 305b
Quiz 4
 Pada hari ini Pak Marsigit kembali lagi mengadakan tes jawab singkat, banyaknya soal masih 50, berikut pertanyaan-pertanyaannya :
1.     Apa spiritualnya material? Spiritual dari material adalah ciptaan Tuhan
2.    Apa materialnya spiritual? Material dari spiritual adalah alat ibadah misalnya, mukennah, sajadah, tasbih dan lain sebagainya
3.    Apa spiritualnya formal? Spiritualnya formal adalah Do’a karena do’a merupakan wujud spiritual dalam ranah yang formal, wajib untuk dijalankan
4.   Apa formalnya spiritual? Formalnya spiritual adalah Ritual, ritual disini seperti melaksanakan ibadah contohnya sholat. Jadi formalnya suatu spiritual bagi kaum muslim adalah sholat.
5.    Apa spiritualnya normatif? Logika tuhan, maknanya bahwa spiritual yang normal itu adalah logika dari Tuhan, tidaklah ada logika manusia yang mampu normal karena manusia bersifat relatif terhadap ruang dan waktu.
6.   Normatifnya spiritual? Ilmu, normalnya spiritual adalah sebagai pengetahuan kepada manusia dalam menjalani kehidupan itulah yang disebut ilmu kehidupan.
7.    Apa spiritualnya wadah? Spiritualnya wadah adalah ciptaan Tuhan, yang ada maupun yang mungkin ada
8.   Wadah dari spiritual adalah? Agama, bagi manusia yang percaya dan yakin adanya tuhan.
9.   Apa spiritual dari isi? Ciptaan Tuhan.
10. Isi dari spiritual adalah ? kuasa Tuhan
11.  Normatifnya material? Normalnya sebuah material adalah ilmu pengetahuan.
12. Material dari normatif adalah? Museum
13. Normatifnya formal adalah? Ilmu hukum
14.Formalnya normatif adalah? Perayaan, baik itu perayaan hari besar atau perayaan  lainnya
15. Psikologinya material adalah? Gejala material
16.Materialnya psikologi ? tindakan psikologi
17. Spiritualnya logika? Logika Tuhan
18.Logika Spiritual ? kajian spiritual, maka jika ingin mengetahui tentang agamamu ikutilah kajian-kajian tentang agamamu, dalam islam seperti ceramah agama.
19.Spiritualnya pengalaman? Kehendak Tuhan
20.    Pengalaman spiritual? Ibadah (sholat, puasa, haji dan sebagainya)
21. Spiritualnya konsisten? Ketetapan tuhan
22. Konsistennya spiritual? Istiqamah
23.Spiritualnya analitik? Tuhan mahakonsisten
24.    Analitiknya spiritual?kuasa Tuhan
25.Spiritualnya a priori? Berpikir untuk ibadah
26.    A priorinya spiritual? Keyakinan, jika memikirkan spiritual maka yakinlah. Jika tidak yakin maka tidak akan pernah ketemu dengan apa yang kamu cari. Misalnya dalam mencari dzat Tuhan, sampai ujung duniapun jika kamu mencariNya dengan ilmu dan pengalaman yang kamu punya maka kamu pasti tidak akan menemukannya. Spiritual adalah keyakinan, kepercayaan. 
27.Spiritualnya sintetik? Kehendak tuhan
28.    Sintetiknya spiritual? Surga
29.    Spiritualnya identitas? Monisme
30.    Identitasnya spiritual? Esa
31. Spiritualnya kontradiksi? kuasa tuhan
32.Kontradiksi dari spiritual? Ciptaan Tuhan, semua yang ada dan mungkin ada dari ciptaan tuhan itu berkontradiksi kecuali Tuhan itu sendiri yang tidak berkontradiksi
33.    Normatifnya analitik? Metakognisi
34.    Analitiknya normatif? Analitis
35.    Normatifnya a priori? Metakognisi
36.    A priorinya normatif? A priori
37.    Normatifnya sintetik ? sebab akibat
38.    Sintetiknya normatif? Sintetik
39.    Spiritualnya aposteriori? Keagungan atau kebesaran tuhan
40.   Aposteriorinya spiritual? Ibadah anak kecil
41.Normatifnya aposteriori? Pengalaman
42.    Aposteriorinya pengalaman? Aposteriori
43.    Spiritualnya transenden? Kuasa Tuhan
44.   Transendennya spiritual? Petunjuk tuhan
45.    Normatifnya transenden? Logika para dewa
46.   Transendentnya norma? Normatif
47.    Formalnya transendent? Pertunjukkan wayanng
48.   Transendennya formal? Ketentuan dewa
49.   Spiritualnya hayalan? Ridho tuhan
50.    Hayalan spiritual?  Cerpen spiritual 
Setelah tes jawab singkat tersebut, saudari Azmi bertanya kepada Pak Marsigit kenapa nilainya jelek melulu dalam tes jawab singkat. Pak Marsigit menjawab, Mendapatkan nilai yang jelek itu adalah benar di dalam filsafat. Nilai yang jelek itu merupakan contoh dari Fallibilisme. 
Berdasarkan faham Fallibilisme tersebut Beliau Bapak Marsigit menyebutkan bahwa “SALAH ITU BENAR DALAM FILSAFAT” Terkait dengan nilai yang belum meningkat, ini merupakan pertanda bahwa “Anda Masih perlu memperbanyak Bacaan” karena dalam tes ini bukan hanya mengukur kemampuan tetapi sebagai pembelajaran bahwa ternyata “MENYADARI BAHWA AKU BELUM FAHAM ITU PENTING”. Tujuan diadakannya tes filsafat adalah agar seseorang dapat rendah hati dalam bidang keilmuan. Namun, perlu diketahun bahwa rendah hati tidak sama dengan rendah diri. Rendah hati maksudnya adalah agar seseorang tidak merasa sombong dalam menuntut ilmu.

REFLEKSI KULIAH FILSAFAT PERTEMUAN 6

Standard
Selasa, 20 Oktober 2015
Pertemuan Filsafat Ilmu Ke-6
PPs PMat A
Pengampu : Prof. Marsigit., M.A
Tempat 305b
 
Quiz3
 
Pada hari ini kami mendapat kuis lagi dari Pak Marsigit, ada 50 soal. Soal kuis kali ini masih susah untuk saya cerna, berikut soal-soal yang kami dapat beserta jawabannya :
 
1.     Apa ontologi batu?
 wadah
2.    Apa ontologi batu?
Isi
3.    Apa metafisik dari batu?
Yang ada
4.   Apa metafisik batu?
Yang mungkin ada
5.    Epistemologi batu?
Sumber
6.   Epistemologi batu?
pembenaran
7.    Epistemologi batu?
manfaat
8.   Fatalnya batu?
Absolut
9.   Vitalnya batu?
Subyek batu
10.Ketetapannya batu?
Kuasa tuhan
11.  Relatifnya batu?
Batu-batuan
12. Spiritualnya batu?
tasbih
13. Normatifnya batu?
Jumlah batu atau macam-macamnya batu
14.Estestikanya batu?
Batu akik, ukiran batu.
15. Formalnya batu?
prasasti
16.Determinisnya batu?
Batu besar menimpa batu kecil
17. Potensinya batu?
pecah
18. Abstraksinya batu?
Sifat batu
19. Apa idealnya batu?
Batu sempurna, hajral aswat
20.    Materialnya batu?
Bahan
21.  Analitiknya batu?
Banyaknya batu
22.  Apriorinya batu?
Magma
23.Sintetiknya batu?
Semen
24.    Aposteriorinya batu?
Batu sandung
25.Reduksinya batu?
Jatuh
26.    Analognya batu?
Kepala batu
27.Harmoninya batu?
Seimbang
28.    Wadahnya batu berupa?
gunung
29.    Isinya batu?
kerikil
30.    Sebabnya batu?
Utama
31.  Sebabnya batu?
Prima
32.Akibatnya batu?
Predikat / sifat
33.    Dialegnya batu?
Benturan
34.    Sejarahnya batu?
Menembus ruang dan waktu
35.    Skeptisnya batu?
Bergoyang atau gempa
36.    Kesadarannya batu?
Dipersepsi subyeknya
37.    Hayalannya batu?
Subyeknya yang berhayal
38.    Bercintanya batu?
Subyeknya yang bercinta
39.    Utilitariannya batu?
Ada
40.   Utilitariannya batu?
Mengada
41.Utilitariannya batu?
Pengada
42.    Teleologinya batu?
Yang ada
43.    Teleologinya batu?
Yang mungkin ada
44.   Transendennya batu?
Rumahnya para dewa
45.    Realismenya batu?
penampakan
46.   Konsistennya batu?
Batu tetap batu
47.    Korespondensinya batu?
Sama-sama dipersepsi
48.   Jiwanya batu?
Jiwa subyeknya
49.   Ideologinya batu?
Tembok berlin, batu ratapan
50.    Kontradiksinya batu?
Batu apung
 
Secara sadar maupun tidak sadar ternyata batu yang merupakan material mampu menembus ruang dan waktu. Batu bisa bersahabat  ketika batu bisa menjadi spritual (tasbih), bisa menjadi barang yang elok yang bisa dipakai manusia (batu akik). Tetapi batu juga mampu menjadi musuh manusia ketika batu skeptis, bergoyang atau gempa karena batu memiliki potensi untuk pecah. Ketika batu berada diluar pikiran manusia, batu hanyalah barang yang tidak mampu menembus ruang dan waktu tetapi ketika batu berada didalam pikiran manusia, batu mampu menembus ruang dan waktu. 

REFLEKSI KULIAH FILSAFAT PERTEMUAN 5

Standard
Selasa, 13 Oktober 2015
Pertemuan Filsafat Ilmu Ke-5
PPs PMat A
Pengampu : Prof. Marsigit., M.A
Tempat 305b
Quiz 2
Pada hari ini kami mendapat kuis lagi dari Pak Marsigit, ada 50 soal bro. Soal kuis kali ini lebih susah dari kuis kemarin, berikut soal-soal yang kami dapat beserta jawabannya :
1.  Apa filsafatnya yang tersembunyi?
Jawaban : Metafisika
2.  Apa filsafatnya yang kelihatan?
Jawaban : Realisme
3.  Apa filsafatnya yang terdengar?
Jawaban : Realisme
4.  Apa filsafatnya yang dapat dipegang?
Jawaban : Realisme
5.  Apa filsafatnya tujuan?
Jawaban : idealisme
6.  Apa filsafatnya hasil?
Jawaban : sintesis
7.  Apa filsafatnya beda?
Jawaban : kontradiksi
8.  Apa filsafatnya arwah?
Jawaban : noumena
9.  Apa filsafatnya yang ada?
Jawaban : eksitensiensi
10.  Apa filsafatnya yang sama?
Jawaban : identitas
11.  Apa filsafatnya di luar?
Jawaban : transenden
12.  Apa filsafatnya yang di dalam?
Jawaban : intersin
13.  Apa filsafatnya yang di luar?
Jawaban : ektensif
14.  Apa filsafatnya yang tinggi?
Jawaban : transenden
15.  Apa filsafatnya yang jauh?
Jawaban : teleologi  teori Imanuel Khan
16.  Apa filsafatnya yang besar?
Jawaban : makrokosmis
17.  Apa filsafatnya yang kecil?
Jawaban : mikrokosmis
18.  Apa filsafatnya jika maka?
Jawaban : koherentisme
19.  Apa filsafatnya berpikir?
Jawaban : sintesis
20.  Apa filsafatnya konsisten?
Jawaban : koherentisme
21.  Apa filsafatnya tautologi?
Jawaban : koherentisme
22.  Apa filsafatnya matematika murni?
Jawaban : koheretisme
23.  Apa filsafatnya bertanya?
Jawaban : dialegtisisme
24.  Apa filsafatnya menjawab?
Jawaban : dialegtisme
25.  Apa filsafatnya yang tetap?
Jawaban : permenides
26.  Apa filsafatnya yang berubah?
Jawaban : heraklitos
27.  Apa filsafatnya yang tetap?
Jawaban : absolutisme
28.  Apa filsafatnya yang tidak pasti?
Jawaban : relatifisme
29.  Apa filsafatnya mencoba?
Jawaban : saintisisme
30.  Apa filsafatnya pengalaman?
Jawaban : empirisisme
31.  Apa filsafatnya khayalan?
Jawaban : fiksionisme
32.  Apa filsafatnya ragu-ragu?
Jawaban : skeptisisme
33.  Apa filsafatnya batu?
Jawaban : matrealisme
34.  Apa filsafatnya cinta?
Jawaban : romantisisme
35.  Apa filsafatnya manfaat?
Jawaban : utilitarisme
36.  Apa filsafatnya pasrah?
Jawaban : fatalisme
37.  Apa filsafatnya berusaha?
Jawaban : fitalisme
38.  Apa filsafatnya bahasa?
Jawaban : analogi
39.  Apa filsafatnya yang benar?
Jawaban : epistimologi
40.  Apa filsafatnya yang salah?
Jawaban : validisme
41.  Apa filsafatnya memilih?
Jawaban : reduksisme
42.  Apa filsafatnya terpisah?
Jawaban : separatisme
43.  Apa filsafatnya tuntas?
Jawaban : radikalisme
44.  Apa filsafatnya menentukan?
Jawaban : diterminisme
45.  Apa filsafatnya sejarah?
Jawaban : hegelialisme
46.  Apa filsafatnya kuasa?
Jawaban : makiafelisme
47.  Apa filsafatnya mengabaikan?
Jawaban : abstraksi
48.  Apa filsafatnya efisien?
Jawaban : pragmatisme
49.  Apa filsafatnya sebab utama?
Jawaban : kausa prima
50.  Apa filsafatnya sebab pertama?
Jawaban : kausa prima
  
Kemudian setelah kuis, Pak Marsigit mempersilahkan kami untuk bertanya, ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman ,namun pertanyaan yang menarik bgi saya diucapkan oleh saudari Azmi yaitu Apakah jodoh bersifat relatif?
Menurut pak Marsigit masalah jodoh harus dijelaskan apakah dia perkawinan, percintaan, pernikahan. Meskipun sesungguhnya kita  tidak akan mampu menjelaskan semua perasaan yang ada di hati tentang cinta, karena "sehebat-hebat perkataanku tidaklah mampu mengucapkan semua pikiranku, sehebat-hebat tulisanku tidaklah mampu untuk menuliskan semua ucapanku ,sehebat-hebat langkahku, tindakanku, segesit-gesit, slincah apapun bak pendekar tidak akan mungkin menyamakan tulisanku, apalagi pikiranku, hatiku, tindakanku." 
Sebab pernikahan itu mempunyai unsur material yang lengkap ada materialnya,formalnya, normatifnya, dan spiritualnya. Oleh karena itu tetap ada bagian dari pernikahan itu yang tidak mampu dipikirkan oleh manusia. Ada unsur yang lain yang tidak mampu dipikirkan. karena memandang jodoh disetiap makhluk itu berbeda.