Senin, 30 November 2015

Rangkuman Metode Penelitian 10

Standard

 Mixed Methods Research

 Selasa 24 November 2015, dosen pangampu makul metode penelitian ibu. Dr. Heri Retnowati, M.Pd. menjelaskan kepada kami mengenai mixed methods research.

1. Konsep dan Landasan
Mixed Methods Research (Creswell, John W. and Clarck Vicki : 2008) adalah suatu disain penelitian yang didasari asumsi seperti halnya metoda inkuiri. Metode ini memberikan asumsi bahwa dalam menunjukkan arah atau memberi petunjuk tentang cara pengumpulan dan menganalisis data serta perpaduan pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui beberapa fase proses penelitian. Mixed methods research berfokus pada pengumpulan dan analisis data serta memadukan antara data kuantitatif dan data kualitatif, baik dalam single study (penelitia tunggal) maupun series study (penelitian berseri).

2. Karakteristik Utama
Metode penelitian ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Didasari suatu asumsi filosofis
b. Berfokus pada pengumpulan dan analisis data seta memadukan antara kedua data tersebut (data kuantitatif dan kualitatif).
c. Fokus utamanya pada pertanyaan mendasar dalam penelitian.

3. Tujuan dan Fungsi/Keguanaan
Metode penelitian campuran kuantititatif-kualitatif (mixed methods research) adalah sebuah metode yang berfokus pada pengumpulan dan analisis data serta memadukan antara data kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan metode penelitian campuran ini adalah untuk menemukan hasil penelitian yang lebih baik dibandingkan dengan hanya menggunakan salah satu pendekatan saja, misalnya menggunakan pendekatan kuantitatif saja atau dengan pendekatan kualitatif saja). Dengan menggunakan metode ini akan diperoleh data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.

4. Prosedur Analisis Mixed

Ada beberapa aspek penting yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu dalam merancang prosedur-prosedur mixed methods research, yaitu sebagai berikut:
a. Timing (waktu)
Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam pengumpulan data kualitatif dan kuantitatifnya. Apakah data akan dikumpulkan secara bertahap (sekunsial) atau dikumpulkan pada waktu yang sama (konkuren). Ketika data dikumpulkan secara bertahap, peneliti perlu menentukan apakah data kuantitatif atau kualitatif yang akan dikumpulkan terlebih dahulu. Hal ini tergantung pada tujuan awal peneliti. Bila data kualitatif dikumpulkan pertama, tujuannya adalah untuk mengeksplorasi topik dengan cara mengamati partisipan di lokasi penelitian. Setelah itu peneliti memperluas pemahamannya melalui tahap kedua, yaitu data kuantitatif, di mana data dikumpulkan dari sejumlah besar partisipan (biasanya sampel dari populasi). Ketika data dikumpulkan secara konkuren, berarti data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan pada waktu yang sama dan pelaksanaannya simultan (serempak). Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif secara bersaman dianggap paling efektif karena tidak membutuhkan waktu lama dalam proses pengumpulannya.  

b. Weighting (bobot)
Bobot yang dimaksud dalam merancang prosedur mixed methods adalah prioritas yang diberikan antara metode kuantitatif atau kualitatif. Dalam studi tertentu bobot dapat sama atau seimbang. Dalam beberapa penelitian lain mungkin lebih menekankan pada satu metode. Penekanan pada satu metode tergantung dari kepentingan peneliti, keinginan pembaca (seperti pihak kampus, organisasi profesional) dan hal apa yang ingin diutamakan oleh peneliti. Dalam kerangka yang lebih praktis, bobot dalam mixed methods bisa dipertimbangkan melalui beberapa hal, antara lain apakah data kualitatif dan kuantitatif yang akan diutamakan terlebih dahulu, sejauh mana treatment terhadap masing-masing dari kedua data tersebut atau apakah metode induktif (seperti, membangun tema-tema dalam kualitatif) atau metode deduktif (seperti, menguji suatu teori) yang akan diprioritaskan. 

c. Mixing (pencampuran)
Mencampur (mixing) berarti bahwa data kualitatif dan kuantitatif benar-benar dileburkan dalam satu end of continuum, dijaga keterpisahannya dalam end of continuum yang lain atau dikombinasikan dengan beberapa cara. Dua data bisa saja ditulis secara terpisah namun keduanya tetap dihubungkan (connecting) satu sama lain selama tahap-tahap penelitian. bahwa peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren dan menggabungkan (integrating) database keduanya dengan mentransformasikan tema-tema kualitatif menjadi angka-angka yang bisa dihitung (secara statistik) dan membandingkan hasil penghitungan ini dengan data kuantitatif deskriptif. Dalam hal ini, pencampuran menggabungkan dua database dengan meleburkan secara utuh data kuantitatif dengan data kualitatif. Atau dalam hal lain, peneliti tidak menggabungkan dua jenis metode penelitian yang berbeda tetapi sebaliknya peneliti justru tengah menancapkan (embedding) jenis data sekunder (kualitatif) ke dalam jenis data primer (kuantitatif) dalam satu penelitian. Database sekunder memeinkan peran pendukung dalam penelitian ini.

d. Teorizing (teorisasi)
Faktor terakhir yang perlu diperhatikan dalam merancang mixed method adalah perspektif teori apa yang akan menjadi landasan bagi keseluruhan proses/tahap penelitian perspektif ini bisa berupa teori ilmu-ilmu sosial atau perspektif-perspektif teori lain yang lebih luas. Dalam mixed methods research, teori biasanya muncul dibagian awal penelitian untuk membentuk rumusan masalah yang diajukan, siapa yang berpartisipasi dalam penelitian, bagaimana data dikumpulkan dan implikasi-implikasi apa yang diharapkan dari penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa pedoman umum yang dapat dijadikan petunjuk dalam pengumpulan data, yaitu :
a. Prosedur pengumpulan data yang harus ditempuh sangat tergantung pada disain yang dipilih.
b. Apabila data dikumpulkan secara concurrent, maka dua jenis data (kualitatif dan kuantitatif) tersebut adalah independen; bila dikumpulkan secara bertahap maka dua jenis data tersebut saling berhubungan.
c. Lepas dari pengumpulan secara concurrent atau bertahap; prosedur yang ditempuh adalah sesuai dengan prosedur pengumpulan data pada penelitian kuantitatif dan kualitatif.

6. Teknik Analisis Data
Prosedur analisis data mengikuti proses yang harus dilakukan oleh peneliti sebagaimana pada jenis penelitian yang lain yang secara umum adalah mempersiapkan jenis data yang akan dianalisis, mengeksplorasi data, menganalisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis penelitian, menampilkan dan memvalidasi data. Tambahan khusus dalam mixed method adalah bahwa analisis data harus diarahkan pada pertanyaan penelitian; pada analisis concurrent data kuantitatif dan data kualitatif ditransformasikan dan dibandingkan; pada analisis sequential pelaksanaan analisis data kuantitatif dan data kualitatif dipisah.

Sumber :

Minggu, 22 November 2015

Rangkuman Metode Penelitian 9

Standard
Teknik Sampling

Pengambilan sampel merupakan salah satu fase penting dalam melakukan penelitian. Di dalam fase ini peneliti mengadakan observasi yang diguakan untuk menyimpulkan sesuatu dari sebuah populasi. Namun dalam prosesnya, banyak terdapat kendala baik waktu, tenaga, dan biaya. Maka untuk meminimalisir kendala tersebut dilakukanlah teknik sampling. Jenis-jenis teknik sampling terdapat dalam tabel berikut.




A. Populasi Penelitian 
Dalam Wagiran (2012) Populasi diartikan sebagai kumpulan dari seluruh anggota atau elemen yang membentuk kelompok dengan karakteristik yang jelas, baik berupa orang, objek, kejadian atau bentuk elemen yang lain.

B. Sampel Penelitian

Sampel merupakan kelompok kecil yang diambil dari populasi untuk kemudian diamati/diteliti. Ukuran sampel adalah banyaknya individu ,subjek, atau elemen yang diambil dari populasi sebagai sampel. Ukuran sampel yang baik harus meliputi :
1. Harus meliputi seluruh unsur sampel (tidak ada unsur yang tertinggal)
2. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali.
3. Harus up to date
4. Batas-batas harus jelas, misalnya : wilayah, sekolah, guru,dsb

C. Teknik sampel
Secara umum teknik penarikan sampel dibagi atas dua yang probability Sampling dan Non-Probability Sampling.

1. Probability Sampling
Probability sampling adalah suatu sampel yang ditarik sedemikian rupa dimana suatu element individu dari populasi tidak didasarkan pada pertimbangan pribadi tetapi tergantung pada aplikasi kemungkinan (Nazir, 1985).

Beberapa Teknik Sampling Probability :

a. Simple Random Sampling
Simple Random Sampling adalah suatu cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Wagiran, 2012).

Contoh kasus :
1) Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".
2) Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang prosedurnya adalah sebagai berikut:
- Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).
- Tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).
- tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)
- tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random numbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
Keuntungan :
- Prosedur estimasi m udah dan sederhana
Kerugian :
- Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.
- Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya transportasi besar.

b. Systematic Random Sampling
Systematic Random Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut (Wagiran, 2012).
Contoh kasus :
Setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
Cara ini dipergunakan Bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi. Keuntungan :
-Perencanan dan penggunaanya mudah.
-Sampel tersebar di daerah populasi.
Kerugian :
-Membutuhkan daftar populasi.

c. Stratified Random Sampling
Dalam wagiran (2012), Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Metode ini proses 2 langkah dimana populasi dibagi menajdi sub populasi/tingkatan. Dalam metode ini peneliti harus mengetahui bahwadalam populasi ada strata ,kelas, atau lapisan.
Contoh kasus :
Kita meneliti keadaan gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (≥ 4-6 tahun). Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen) maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang ada di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub populasi tersebut di atas.
Cara pengambilan sampel 5 Kelompok A, 12-13 Kelompok B, dan 7 . 8.
Kelompok C adalah secara random karena sub populasi sudah homogen.
Keuntungan :
 -Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat.
Kerugian :
- Daftar populasi setiap strata diperlukan
- Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.

d. Multiple Stage Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel , bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional (wagiran,2012).
Contoh kasus :
Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih. Misalnya: provinsi -> kabupaten -> Kecamatan -> desa -> Lingkungan -> KK. Misalnya kita ingin meneliti Berat badan dan Tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan perhitungan, maka jumlah sampel yang akan diambil ± 2000
Cara ini dipergunakan bila:- Populasinya cukup homogen
- Jumlah populasi sangat besar
- Populasi menempati daerah yang sangat luas
- Biaya penelitian kecil
Keuntungan:
- Biaya transportasi kurang
Kerugian:
- Prosedur estimasi sulit
- Prosedur pengambilan sampel memerlukan perencanaan yang lebih Cermat

e. Claster Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk suatu Negara, propinsi, kabupaten (wagiran,2012).
Contoh Kasus :
Misalnya ingin meneliti gambaran karakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FK USU. Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random salah satu tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua sem ua mahasiswa yang berada pada tingkat II diambil sebagai sampel (Cluster).
Keuntungan :
- Tidak memerlukan daftar populasi.
- Biaya transportasi kurang
Kerugian :
- Prosudur estimasi sulit.

2. Non Probability Sampling
Non Probability Sampling merupakan teknik pemberian peluang tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Wagiran, 2012).
Beberapa Teknik Sampling Probability :


1. Quota Sampling
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan.

2. Convenience Sampling
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan sementara saja.

3. Purposive Sampling
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.

4. Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering kali digunakan karena jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.

5. Snowball Sampling
Tujuan utama dari teknik ini adalah untuk menafsirkan karateristik yang jarang terjadi dalam populasi (Wagiran, 2012). Dikatakan snowball karena seorang penelitimenentukan seseorang untuk menjadi sampel atas dasar rekomendasi seseorang yang telah menjadi sampel sebelumnya.

Sumber :
 Nasution, Rozaini, Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. (http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf) 
Wagiran. 2014. Meodologi Penelitian Pendidikan. Teori & Implementasi. Yogyakarta: Depublish

Selasa, 03 November 2015

Rangkuman Metode Penelitian 8 (Tugas)

Standard
Tugas Mengelompokkan Validitas dan Realibilitas berdasarkan Instrumen

NO
Judul
Jenis Instrumen
Validitas
Realibilitas
1
Pengembangan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Tes Uraian
Validitas Isi
Rumus koefisien Alpa Cronbach
2
Pengembangan Pelatihan Guru Matematika Idaman Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.
Angket
Validitas Isi
Rumus koefisien Alpa Cronbach
3
Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Terhadap Materi Luas dan Keliling Segiempat
Tes Uraian
Validitas Isi
Rumus koefisien Alpa Cronbach
 
 Contoh Lembar Validasi Oleh Ahli  (Judgment Expert)

No Butir
Skor Validitas
Keterangan
1
2
3
4
5
Tidak Valid
Kurang Valid
Cukup Valid
Valid
Sangat Valid
1






2






3






4








Contoh Format hasil tabulasi

No Butir
Rater 1
Rater 2
Rater 3
1



2



3



4



...