Teknik Sampling
Pengambilan sampel merupakan salah satu fase
penting dalam melakukan penelitian. Di dalam fase ini peneliti mengadakan
observasi yang diguakan untuk menyimpulkan sesuatu dari sebuah populasi. Namun
dalam prosesnya, banyak terdapat kendala baik waktu, tenaga, dan biaya. Maka
untuk meminimalisir kendala tersebut dilakukanlah teknik sampling. Jenis-jenis
teknik sampling terdapat dalam tabel berikut.
A. Populasi Penelitian
Dalam Wagiran (2012) Populasi diartikan sebagai kumpulan dari seluruh anggota atau elemen yang membentuk kelompok dengan karakteristik yang jelas, baik berupa orang, objek, kejadian atau bentuk elemen yang lain.
B. Sampel Penelitian
Sampel merupakan kelompok kecil yang diambil dari populasi untuk kemudian diamati/diteliti. Ukuran sampel adalah banyaknya individu ,subjek, atau elemen yang diambil dari populasi sebagai sampel. Ukuran sampel yang baik harus meliputi :
1. Harus meliputi seluruh unsur sampel (tidak ada unsur yang tertinggal)
2. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali.
3. Harus up to date
4. Batas-batas harus jelas, misalnya : wilayah, sekolah, guru,dsb
C. Teknik sampel
Secara umum teknik penarikan sampel dibagi atas dua yang probability Sampling dan Non-Probability Sampling.
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah suatu sampel yang ditarik sedemikian rupa dimana suatu element individu dari populasi tidak didasarkan pada pertimbangan pribadi tetapi tergantung pada aplikasi kemungkinan (Nazir, 1985).
Beberapa Teknik Sampling Probability :
a. Simple Random Sampling
Simple Random Sampling adalah suatu cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Wagiran, 2012).
Contoh kasus :
1) Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".
2) Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang prosedurnya adalah sebagai berikut:
- Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).
- Tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).
- tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)
- tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random numbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
Keuntungan :
- Prosedur estimasi m udah dan sederhana
Kerugian :
- Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.
- Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya transportasi besar.
b. Systematic Random Sampling
Systematic Random Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut (Wagiran, 2012).
Contoh kasus :
Setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
Cara ini dipergunakan Bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi. Keuntungan :
-Perencanan dan penggunaanya mudah.
-Sampel tersebar di daerah populasi.
Kerugian :
-Membutuhkan daftar populasi.
c. Stratified Random Sampling
Dalam wagiran (2012), Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Metode ini proses 2 langkah dimana populasi dibagi menajdi sub populasi/tingkatan. Dalam metode ini peneliti harus mengetahui bahwadalam populasi ada strata ,kelas, atau lapisan.
Contoh kasus :
Kita meneliti keadaan gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (≥ 4-6 tahun). Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen) maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang ada di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub populasi tersebut di atas.
Cara pengambilan sampel 5 Kelompok A, 12-13 Kelompok B, dan 7 . 8.
Kelompok C adalah secara random karena sub populasi sudah homogen.
Keuntungan :
-Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat.
Kerugian :
- Daftar populasi setiap strata diperlukan
- Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.
d. Multiple Stage Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel , bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional (wagiran,2012).
Contoh kasus :
Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih. Misalnya: provinsi -> kabupaten -> Kecamatan -> desa -> Lingkungan -> KK. Misalnya kita ingin meneliti Berat badan dan Tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan perhitungan, maka jumlah sampel yang akan diambil ± 2000
Cara ini dipergunakan bila:- Populasinya cukup homogen
- Jumlah populasi sangat besar
- Populasi menempati daerah yang sangat luas
- Biaya penelitian kecil
Keuntungan:
- Biaya transportasi kurang
Kerugian:
- Prosedur estimasi sulit
- Prosedur pengambilan sampel memerlukan perencanaan yang lebih Cermat
e. Claster Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk suatu Negara, propinsi, kabupaten (wagiran,2012).
Contoh Kasus :
Misalnya ingin meneliti gambaran karakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FK USU. Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random salah satu tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua sem ua mahasiswa yang berada pada tingkat II diambil sebagai sampel (Cluster).
Keuntungan :
- Tidak memerlukan daftar populasi.
- Biaya transportasi kurang
Kerugian :
- Prosudur estimasi sulit.
2. Non Probability Sampling
Non Probability Sampling merupakan teknik pemberian peluang tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Wagiran, 2012).
1. Quota Sampling
Contoh kasus :
Setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
Cara ini dipergunakan Bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi. Keuntungan :
-Perencanan dan penggunaanya mudah.
-Sampel tersebar di daerah populasi.
Kerugian :
-Membutuhkan daftar populasi.
c. Stratified Random Sampling
Dalam wagiran (2012), Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Metode ini proses 2 langkah dimana populasi dibagi menajdi sub populasi/tingkatan. Dalam metode ini peneliti harus mengetahui bahwadalam populasi ada strata ,kelas, atau lapisan.
Contoh kasus :
Kita meneliti keadaan gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (≥ 4-6 tahun). Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen) maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang ada di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub populasi tersebut di atas.
Cara pengambilan sampel 5 Kelompok A, 12-13 Kelompok B, dan 7 . 8.
Kelompok C adalah secara random karena sub populasi sudah homogen.
Keuntungan :
-Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat.
Kerugian :
- Daftar populasi setiap strata diperlukan
- Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.
d. Multiple Stage Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel , bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional (wagiran,2012).
Contoh kasus :
Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih. Misalnya: provinsi -> kabupaten -> Kecamatan -> desa -> Lingkungan -> KK. Misalnya kita ingin meneliti Berat badan dan Tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan perhitungan, maka jumlah sampel yang akan diambil ± 2000
Cara ini dipergunakan bila:- Populasinya cukup homogen
- Jumlah populasi sangat besar
- Populasi menempati daerah yang sangat luas
- Biaya penelitian kecil
Keuntungan:
- Biaya transportasi kurang
Kerugian:
- Prosedur estimasi sulit
- Prosedur pengambilan sampel memerlukan perencanaan yang lebih Cermat
e. Claster Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk suatu Negara, propinsi, kabupaten (wagiran,2012).
Contoh Kasus :
Misalnya ingin meneliti gambaran karakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FK USU. Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random salah satu tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua sem ua mahasiswa yang berada pada tingkat II diambil sebagai sampel (Cluster).
Keuntungan :
- Tidak memerlukan daftar populasi.
- Biaya transportasi kurang
Kerugian :
- Prosudur estimasi sulit.
2. Non Probability Sampling
Non Probability Sampling merupakan teknik pemberian peluang tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Wagiran, 2012).
Beberapa Teknik
Sampling Probability :
1. Quota Sampling
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan.
2. Convenience Sampling
2. Convenience Sampling
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan sementara saja.
3. Purposive Sampling
3. Purposive Sampling
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.
4. Sampling Jenuh
4. Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering kali digunakan karena jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.
5. Snowball Sampling
5. Snowball Sampling
Tujuan utama dari teknik ini adalah untuk menafsirkan karateristik yang jarang terjadi dalam populasi (Wagiran, 2012). Dikatakan snowball karena seorang penelitimenentukan seseorang untuk menjadi sampel atas dasar rekomendasi seseorang yang telah menjadi sampel sebelumnya.
Sumber :
Nasution,
Rozaini, Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara. (http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf)
Wagiran. 2014. Meodologi Penelitian Pendidikan. Teori & Implementasi.
Yogyakarta: Depublish
Dinyatakan kekurangan dan kelebihan teknik sampling, lalu bagaimana cara dalam memilih teknik sampling untuk penelitian tertentu?
BalasHapus